Kesehatan Mental dalam Konteks SDG 3: Peran Psikologi dalam Mewujudkan Kesejahteraan yang Holistik

Pada September 2015 silam, baik negara maju maupun negara berkembang menyatakan komitmen global dan nasional dalam upaya mensejahterakan masyarakat melalui sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang kini kita ketahui dengan istilah Sustainable Development Goals (SDGs). Kekhawatiran akan permasalahan global seperti dalam hal kemiskinan yang kian hari semakin menjamur, ketidakadilan sosial terjadi di mana-mana tanpa adanya perbaikan khusus, kebutuhan akan pangan dan masalah lingkungan serta menipisnya ketersediaan sumber daya alam untuk mendukung perekonomian menjadi latar belakang diadakannya konferensi tersebut.

SDGs mementingkan 17 tujuan dan sasaran global, yang di antaranya adalah tujuan untuk kehidupan yang sehat dan sejahtera yang terdapat di urutan ketiga.  SDG 3 menekankan pentingnya kesehatan mental sebagai bagian dari kesejahteraan atau well-being global. Dalam konteks ini, ilmu psikologi berperan vital dalam mencapai SDG 3, yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan. Psikologi tidak hanya membantu dalam penyembuhan masalah mental, tetapi juga dalam pencegahan dan promosi kesehatan mental. Di zaman yang serba digital, melakukan promosi kesehatan mental atau dalam ilmu psikologi biasa dikenal dengan psikoedukasi, yang dapat dilakukan melalui media sosial. Psikoedukasi bertujuan untuk memberikan informasi terkait keadaan psikologis individu dan diharapkan nantinya kesadaran akan pentingnya kesejahteraan (well-being) tumbuh dalam diri individu. Konten yang menarik dan konsisten pengunggahan konten dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan psikoedukasi melalui media sosial.

Selain itu, stigma terhadap kesehatan mental menghambat pencarian bantuan, yang berdampak negatif pada intervensi dini. Oleh karena itu, pendekatan psikologis yang holistik dan profesional sangat diperlukan untuk mencapai tujuan SDGs dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Dengan pendekatan holistik, psikologi mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, seperti pengalaman masa lalu dan lingkungan sosial. Profesionalisme dalam praktik psikologi memastikan intervensi yang efektif dan etis, mendukung tujuan SDGs untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.

 

Referensi:

Goodwin, J., & Zaman, U. (2023). Mental health stigma and UN Sustainable Development Goals. Frontiers in psychiatry, 14, 1190406. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyt.2023.1190406/full

Sdgs Bappenas. (n.d.). SDGs KNOWLEDGE HUB. BERANDA – SDGs Indonesia. Retrieved October 8, 2024, from https://sdgs.bappenas.go.id/

Universitas Lampung. (2021, April). Latar Belakang & Tujuan – SNaIL2021. Seminar Nasional Ilmu Lingkungan (SNaIL). Retrieved October 8, 2024, from https://snail.pasca.unila.ac.id/2021/?p=789

Berita Terbaru

Agenda Mendatang

 

14-16

Agustus

Penerimaan Mahasiswa Baru

15

Agustus

Workshop Mengembangkan Potensi Gen Z dan Alpha: Tantangan dan Peluang di Era Digital

17

Agustus

HUT RI Ke-79

19

Agustus

Awal perkuliahan semester ganjil 2024/2025

14

September

Sarasehan 2024

27-28

September

Prof. Constance Vissers: Kuliah Umum Neuropsychology of Developmental Language
Disorder