Menjelang Ujian Akhir, banyak mahasiswa merasa cemas dan tertekan, bahkan sampai begadang semalaman untuk belajar. Pola belajar Sistem Kebut Semalam (SKS) sering menjadi pilihan karena dianggap sebagai cara cepat untuk menghadapi ujian. Namun, sayangnya, kebiasaan ini cenderung lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Mulai dari kurang tidur, konsentrasi yang menurun, hingga materi yang tidak sepenuhnya terserap. Tidak banyak yang mengetahui, ada cara belajar yang lebih cerdas dan dapat membantu kita mengingat lebih baik, yaitu Method of Loci, atau metode istana memori.
Metode ini bukanlah hal baru, teknik ini sudah ada sejak zaman Romawi kuno. Teknik ini pertama kali dijelaskan dalam karya-karya retorika Yunani kuno, seperti Rhetorica ad Herennium dan karya Cicero, yaitu De Oratore. Metode ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan memori dengan cara menggunakan visualisasi untuk mengatur dan mengingat informasi. Lalu, bagaimana cara kerjanya? Sederhananya, kita mengaitkan informasi yang ingin diingat dengan tempat-tempat yang sudah kita kenal baik, seperti rumah atau tempat favorit kita.
Metode loci sendiri merupakan cara unik untuk mengingat sesuatu dengan menempatkan informasi di lokasi-lokasi yang kita kenal baik. Coba bayangkan, daripada menghafal kata demi kata, kita meletakan setiap ide di sudut-sudut rumah kita, seperti di ruang tamu atau meja makan. Ketika kita perlu mengingat informasi, kita hanya perlu membayangkan diri kita berjalan melalui rumah dan informasi itu akan muncul kembali di titik-titik yang sudah kita simpan. Semakin familiar tempat tersebut, semakin mudah bagi otak kita untuk menghubungkannya dengan informasi yang ingin kita ingat.
Metode loci terdiri dari identifikasi dari tempat familiar yang tersusun, menciptakan gambaran dari item yang akan dipanggil kembali yang telah diasosiasikan dengan tempat serta pemanggilan kembali diartikan sebagai mengunjungi kembali suatu tempat, yang mana menyediakan suatu isyarat untuk item yang akan dipanggil kembali (Solso, Maclin dan Maclin, 2005). Setiap titik di dalam lokasi tersebut bisa menjadi tempat penyimpanan untuk informasi spesifik. Misalnya, bayangkan kita menaruh satu konsep di atas sofa, atau menyimpan ide lain di rak buku. Dengan memberi informasi tempat yang nyata dalam pikiran kita, ingatan akan terasa lebih nyata dan mudah dijangkau. Memilih titik-titik yang akrab ini membantu otak mengaitkan informasi dengan benda-benda di lokasi tersebut, seolah-olah ada ingatan yang melekat di sana.
Tempat yang memiliki makna emosional juga dapat memperkuat ingatan kita. Ruangan atau sudut yang memiliki kenangan atau emosi khusus, seperti dapur tempat kita sering berbincang atau ruang tamu yang membawa suasana nostalgia, dapat membuat informasi terasa lebih melekat. Ditambah lagi, menggunakan beberapa lokasi berbeda untuk kategori informasi tertentu dapat mencegah ingatan tercampur. Hal ini membantu otak kita memilah informasi dengan lebih rapi sehingga kita dapat memanggilnya kembali kapan saja, tanpa harus mengingat detail yang rumit.
Metode ini tidak hanya mudah, tetapi juga efektif. Dengan menghubungkan informasi dengan tempat yang sudah kita kenal, otak kita menjadi lebih mudah untuk menemukan informasi itu ketika dibutuhkan. Selain itu, karena informasi itu disusun dalam urutan tertentu, menjadikannya lebih teratur dan mudah untuk diakses. Maka, kita dapat lebih percaya diri dalam mengingat hal-hal penting tanpa harus begadang dan merasakan stres. Hal yang menjadi paling menarik, metode ini juga cenderung lebih sehat dibandingkan dengan SKS yang dapat membebani fisik dan mental. Dengan rutin menggunakan Method of Loci, kita dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan efektif, sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Cukup dengan latihan sedikit setiap hari, kita dapat mengingat dengan lebih mudah dan siap menghadapi ujian atau tugas tanpa merasakan stres berlebihan. IG/FF
Daftar Pustaka
Muthmainah et al. (2023). “Edukasi dan Aplikasi Loci pada Guru SD di Wilayah
Kecamatan Kerjo Karanganyar.” Jurnal Smart Society Empowerment Journal,
Vol 3 No 3, pp. 101-111.
Nurhidayah, D., & Nursidi, D. (2016). Pengaruh Metode Loci terhadap Kemampuan
Mengingat Pelajaran IPA pada Anak-Anak Sekolah Dasar. PSIBERNETIKA
Journal, 9(1), 72-75.
Solso, R. L., Maclin, M. K., Maclin, O. T. (2005). Cognitive Psychology Seventh
Edition. United States: Pearson Education, Inc.