HIMPSI bersama American Psychological Association selenggarakan Seminar Internasional di Bali

Pada tanggal 26 Januari 2025, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) bersama American Psychological Association (APA) menyelenggarakan International Seminar and National Leadership Forum: APA in Indonesia 2025 di Bali. Seminar ini merupakan penutup dari rangkaian seminar perdana APA ke tiga kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, dan Bali. Fakultas Psikologi (F.Psi.) Universitas Tarumanagara (UNTAR) turut menugaskan Ibu Roswiyani Ph.D, Psikolog untuk menghadiri seminar internasional yang berlangsung di Prime Plaza Hotel Sanur, Bali.

Tema utama dalam seminar internasional ini adalah “The Future of Psychology; How Psychology Science and Practice Contribute in Building the Nation”.  Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Arthur C. Evans (CEO of APA), Dr. Debra M Kawahara (President of APA), Dr. Amanda Clinton (APA and IUPsyS), dan Dr. Andik Matulessy (Ketua HIMPSI). Selain itu, seminar juga dihadiri oleh banyak partisipan, sebanyak 11 orang menandatangani deklarasi dan 65 peserta lainnya, termasuk Ibu Roswiyani Ph.D, Psikolog dan peserta dari berbagai Universitas di Indonesia, khususnya dari Indonesia Timur.

Pada setiap kota terdapat topik masing-masing, topik utama yang dibahas dalam seminar ini adalah pentingnya membangun kompetensi multikultural yang dibawakan oleh Dr. Arthur C Evans (CEO of APA) dan Dr. Amanda Clinton (APA dan IUPsyS). Selain itu, seminar ini juga membahas intervensi dalam mengatasi trauma psikologis yang dibawakan oleh Dr. Debra M Kawahara (President of APA). Materi yang disampaikan berasal dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh para akademisi dan praktisi psikologi. Sesi ini juga membahas berbagai metode intervensi berbasis budaya yang dapat diterapkan pada individu dan kelompok yang mengalami trauma.

Para pemateri juga menyoroti pentingnya memahami nilai-nilai lokal dalam intervensi psikologi agar lebih efektif dalam menangani dampak trauma psikologis. Pendekatan ini sangat relevan mengingat Indonesia memiliki keberagaman budaya yang mempengaruhi persepsi dan respons terhadap trauma. Menurut Ibu Roswiyani Ph.D, Psikolog, topik ini diangkat agar bisa memahami lebih jauh penyebab dari munculnya trauma yang dialami seorang individu. Sehingga untuk kedepannya bisa lebih diterapkan intervensi yang sesuai untuk mengatasi trauma agar tidak mengarah pada gangguan yang lebih serius.

Selain kegiatan seminar dan pertemuan dengan tokoh-tokoh dari APA, acara ini juga dapat menjadi wadah bagi para peserta untuk memperluas jejaring profesional. Mereka dapat berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan psikolog dari berbagai daerah. Hal ini dapat menciptakan peluang kerja sama lintas institusi dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu psikologi, yang bisa mendukung kemajuan ilmu psikologi di Indonesia. Ibu Roswiyani Ph.D, Psikolog juga berharap acara ini nantinya dapat memiliki tindak lanjut yang nyata dan implementasi konkret dari perjanjian kerja sama yang telah disepakati. GA/AZ