Memahami Penerapan Terapi Pasir untuk Mengatasi Permasalahan Psikologis

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara menyelenggarakan kegiatan Workshop Unlock Your Client’s Healing Power, pada Selasa, 25 Maret 2025 di Gedung Graha Swara, Gedung M lantai 8, Kampus I Universitas Tarumanagara, Jakarta dari jam 8 pagi sampai dengan 4 sore. Acara ini menghadirkan guest lecturer yaitu Lorraine R. Freedle, Ph.D, seorang psikolog klinis berlisensi, Presiden Terpilih International Society for Sandplay Therapy (ISST), yang banyak menggunakan teknik terapi dengan media pasir guna membantu kliennya dalam mengekspresikan diri tanpa tekanan, mengakses alam bawah sadar melalui simbol dan miniatur. Teknik terapi ini efektif untuk membantu mengatasi kasus terkait dengan trauma, kecemasan serta gangguan mental lainnya.

Acara ini dipandu oleh Master of Ceremony yaitu Jesselynn Aurelia Tan, mahasiswi semester 4 Fakultas Psikologi Untar, yang juga Juara Harapan 2 pada event Koko Cici Jakarta yang diadakan pada tahun 2024 lalu. Acara dihadiri oleh 55 orang peserta yang merupakan praktisi psikologi, psikolog, mahasiswa pendidikan profesi psikologi umum baik dari dalam lingkungan Prodi Ilmu Pendidikan Profesi Psikologi Umum di Untar dan dibuka untuk umum.

Acara diawali dengan sambutan dari Bapak Dr. Steven Darmawan, S.T., M.T., selaku Kepala Lembaga Pembelajaran dan Inovasi Akademik mewakili Rektor Untar, yang secara resmi membuka acara workshop. Sebelum pemateri menyampaikan materinya, peserta mengisi pre test, guna memperoleh sertifikat yang dapat dihitung untuk pemenuhan Satuan Kredit Profesi (SKP).

Sebelum sesi bersama narasumber tamu, sesi pertama sebagai materi pengantar yaitu pengenalan mengenai teori yang mendasari teknik sandplay therapy. Materi yang disampaikan Ibu Roswiyani Ph.D., Psikolog, berjudul A Brief Introduction to Jungian Wheel. Ibu Roswiyani merupakan salah satu dosen tetap Fakultas Psikologi Untar, yang pernah menempuh pendidikan Doktoral di Radboud University di Belanda dan mengambil mayor profesi psikologi klinis.

Dalam paparannya, Bu Roswiyani menjelaskan bahwa setiap orang memiliki memori secara personal. Mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Carl Gustav Jung, ada istilah collective unconscious yang membentuk human psyche serta human component. Kemudian, diantaranya juga terdapat ego yang berisi personal identity dan membuat kita aware terhadap identitas diri. Belajar mengenai teori Jung, membuat kita berupaya aware terhadap diri sendiri. Contoh dalam realitas sehari-hari dapat ditemukan ketika seorang ibu yang memiliki anak secara penuh merawat anaknya dengan sepenuh hati. Selanjutnya, Ibu Roswiyani menjelaskan beberapa pola universal yang dikenal sebagai archetype berdasarkan teori Jung. Di antaranya meliputi shadow sebagai bagian dari psychological development. Shadow adalah bagian dari circle dalam pola universal diri kita. Kalau terlalu banyak shadow, maka circle tidak terlalu berfungsi dengan baik. 

Penjelasan berikutnya, peran simbol dari analisis berbasis teori simbol dari Jung. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin ke toilet, akan sulit memilih ruang di toilet jika tidak ada simbol laki-laki atau perempuan. Simbol sebagai bagian dari bahasa yang menjadi bagian dari diri kita sendiri. Seperti, misalnya ketika seseorang memilih bentuk segitiga, ataupun lingkaran, maka semua memiliki arti dan menjadi bagian dari psychological healing. Dengan kita mengenal berbagai macam simbol dalam hidup kita, sebagai bagian dari keseimbangan psikologis yang membuat kita lebih mengenal diri kita sendiri.

Tepat pukul 09.00 pagi, saat yang ditunggu tiba, yaitu sesi bersama Lorraine R. Freedle, Ph.D., dimulai. Selama sesi tersebut, peserta diberikan penjelasan mengenai dasar penggunaan terapi dan kebermanfaatan teknik terapi ini. Sandplay therapy merupakan bagian dari penerapan dari teori Jung. Selain itu, Lorraine R. Freedle, Ph.D juga memberikan knowledge sharing sehubungan dengan terapi bermain pasir sebagai bagian dari metode perawatan psikodinamik nonverbal, multisensori, untuk anak-anak dan orang dewasa. Berakar pada terapi bermain, teori Carl Gustav Jung, dan praktik kontemplatif Timur, bermain pasir semakin populer di seluruh dunia. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa bermain pasir efektif dalam mengurangi kecemasan. Hal mendasar lainnya yaitu bahwa makna pasir ternyata sudah digunakan sejak lama sebagai upaya untuk healing. Di dalam paparannya, Dr. Freedle menjelaskan mengenai simbol.

Simbol adalah bagian dari collective unconscious yang merupakan bagian penting dari teori Jung. Dr. Freedle sharing mengenai kasus yang pernah ditanganinya, serta kebermanfaatan sandplay therapy karena bisa membantu menghubungkan dengan berbagai orang yang penting dalam kehidupan individu. Di dalam salah satu videonya, Dr. Freedle membagikan dokumentasi kegiatan ketika bersama dengan kliennya. Kliennya bersama dengan Dr. Freedle berada di dalam suatu ruangan yang berisi beragam miniatur, figur dan bentuk yang tersusun dalam rak kayu bertingkat dengan rapi di sisi-sisi tembok mengitari ruangan terapinya. Klien boleh memilih bentuk apapun sekehendak hatinya. Lalu, meletakkan miniatur dalam tray atau box pasir. Box terbuat dari kayu dan sisi dalam box berwarna biru. Klien menyusun sekehendak hatinya lalu menceritakan alasannya secara bebas. Dr. Freedle menyimak selama klien bercerita. Selama bercerita mengenai figur atau miniatur yang dipilihnya, Dr. Freedle serta memotivasi klien untuk terbuka menjelaskan kembali jawabannya. Sehingga, dari jawaban kliennya tersebut, klien dapat menjelaskan mengenai representasi figur atau miniatur yang dipilihnya sebagai bagian dari imagery nya. Klien bercerita dengan leluasa sehingga secara bertahap terjadi proses healing.

Dalam workshop ini, peserta berkesempatan mencoba berbagai miniatur ataupun objek yang sudah dipersiapkan. Berikutnya, peserta memilih salah satu miniatur atau objek berbentuk beraneka ragam lalu peserta dikelompokkan ke dalam tiga orang, lalu saling bercerita mengenai hal-hal yang terjadi dalam relasi yang terkait dengan pengalaman mereka melalui simbol yang dibuat.

Di akhir acara, seluruh peserta menerima sertifikat dan dua pembicara menerima sertifikat dan plakat diberikan kepada Lorraine R. Freedle, Ph.D oleh Dekan F.Psikologi Untar, Ibu Sri Tiatri, Ph.D., Psikolog RH

Berita Terbaru

Agenda Mendatang

 

14-16

Agustus

Penerimaan Mahasiswa Baru

15

Agustus

Workshop Mengembangkan Potensi Gen Z dan Alpha: Tantangan dan Peluang di Era Digital

17

Agustus

HUT RI Ke-79

19

Agustus

Awal perkuliahan semester ganjil 2024/2025

14

September

Sarasehan 2024

27-28

September

Prof. Constance Vissers: Kuliah Umum Neuropsychology of Developmental Language
Disorder