https://images.app.goo.gl/MRzo2Cf3q21ad1y78
Mahasiswa sebagai bagian dari institusi pendidikan dituntut untuk mampu mengembangkan potensi diri secara optimal. Mereka seringkali dihadapkan pada tugas-tugas yang bersifat akademik maupun non-akademik, yang membutuhkan manajemen waktu dan fokus yang baik. Namun, kenyataannya, sebagian mahasiswa merasa enggan atau malas untuk memulai atau menyelesaikan tugas tersebut. Dalam lingkup akademik, kondisi ini dikenal sebagai prokrastinasi akademik, yaitu kecenderungan untuk menunda pekerjaan dan menggantikannya dengan aktivitas lain yang kurang berguna (Azar, 2013). Fenomena ini tidak hanya berdampak pada hasil akademik, tetapi juga pada pengembangan diri manusia secara keseluruhan.
Prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Santrock (2016) dan University of Buffalo Counseling Services (2014), beberapa alasan utama meliputi manajemen waktu yang buruk, kesulitan dalam berkonsentrasi, ketakutan dan kecemasan, serta keyakinan negatif seperti perasaan tidak mampu. Selain itu, ekspektasi yang tidak realistis, rasa bosan, masalah pribadi, dan perfeksionisme juga sering menjadi pemicu. Sebagai contoh, seorang mahasiswa mungkin menunda menulis makalah karena merasa perlu membaca semua literatur terkait sebelum mulai menulis, sehingga akhirnya pekerjaan tersebut tertunda.
https://www.gramedia.com/best-seller/cara-menghentikan-kebiasaan-menunda-pekerjaan/
Kehilangan waktu akibat prokrastinasi akademik, seringkali disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengatur prioritas. Djamarah (2002) menyatakan bahwa banyak mahasiswa mengeluh tidak dapat membagi waktu dengan baik, sehingga waktu yang berharga terbuang sia-sia. Ketika prokrastinasi akademik menjadi sebuah kebiasaan, dampaknya dapat meluas hingga menciptakan tekanan psikologis dan rasa bersalah yang berlebihan, yang justru memperburuk produktivitas seseorang.
Untuk mengalahkan prokrastinasi akademik, perlu mengenali penyebabnya dalam diri masing-masing. Langkah pertama yang penting adalah membangun kesadaran diri. Mengidentifikasi pola pikir negatif atau kebiasaan yang menghambat dapat menjadi awal dari perubahan. Selain itu, pengelolaan waktu yang baik dengan menggunakan metode seperti to-do list atau teknik Pomodoro dapat membantu meningkatkan fokus dan efisiensi.
https://www.gramedia.com/best-seller/self-awareness-kesadaran-diri/
Pengembangan pola pikir positif juga memainkan peran penting. Mahasiswa perlu meyakinkan diri bahwa hasil tidak harus sempurna, tetapi cukup baik untuk diselesaikan. Mengubah pandangan terhadap kegagalan dari sesuatu yang menghambat menjadi pelajaran yang berharga juga dapat mendorong keberanian untuk memulai tugas. Selain itu, menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas, seperti mengurangi distraksi dan menyediakan ruang kerja yang nyaman, dapat membantu meningkatkan konsentrasi.
Dengan upaya yang konsisten, mereka dapat beralih dari kebiasaan menunda-nunda menjadi individu yang lebih produktif. Produktivitas bukan hanya tentang menyelesaikan tugas, tetapi juga tentang mengelola waktu dan energi untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif. Dalam perjalanan ini, mahasiswa diajak untuk mengalahkan diri sendiri yang menjadi hambatan utama, sehingga potensi terbaik mereka dapat tercapai. (NS/FA)
Referensi:
- Abdul, Saman. (2017). Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan). Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 3(2), 56. https://ojs.unm.ac.id/JPPK/article/download/3070/2957
- Khairunnisa, N. (2019). Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengatasi Prokrastinasi?. Kemahasiswaan ITB. https://kemahasiswaan.itb.ac.id/bk/front/artikel/15