Psypath merupakan salah satu program kerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (F.Psi.) Universitas Tarumanagara (UNTAR). Program kerja ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai berbagai pilihan karier di bidang psikologi. Psypath 2024 mengusung tema “Mindventures: Uncover Your Path”. Acara ini diselenggarakan di ruang R5.04, Gedung R, Lantai 5, Kampus I, Universitas Tarumanagara, pada Sabtu, 16 November 2024.
Kegiatan Ini terbagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama berisi pemaparan materi mengenai SWOT dan Career Mapping yang disampaikan oleh Offie Dwi Natalia, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Pendidikan. Sesi kedua adalah sharing session yang dipandu oleh Steven Halim, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Olahraga. Acara diawali dengan pembacaan peraturan dan sambutan oleh Siti Nisrina, selaku Ketua Pelaksana Psypath 2024. Dalam sambutannya, ia menyatakan harapannya, “Saya berharap acara ini dapat bermanfaat bagi peserta untuk menentukan bidang karier dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi bersama narasumber sehingga dapat memperoleh wawasan yang lebih luas terkait ilmu psikologi,” ujar Nisrina.
Psypath dimulai dengan sesi pertama yang merupakan workshop tentang pengetahuan dasar ilmu psikologi, pengenalan diri, dan cara menentukan bidang karier dengan lebih mudah. Pada sesi ini, peserta diberikan materi mengenai analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat) peserta diajak untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dimiliki. Narasumber menekankan pentingnya memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri sebelum memilih bidang karier. Ia menjelaskan bahwa mengenal diri sendiri secara mendalam sangat krusial karena hal ini akan mempermudah dalam menentukan tujuan karier di masa depan.
Kredit foto: Tim Publikasi dan Dokumentasi Psypath 2024
Selanjutnya, workshop dilanjutkan dengan sesi pembuatan Career Mapping, di mana peserta diminta untuk merancang visi dan misi mereka dalam 10 tahun ke depan. Peserta juga diminta untuk menuliskan tujuan atau cita-cita mereka, serta mengidentifikasi aktivitas yang disukai, kelebihan, dan kekurangan diri.
Dalam proses ini, peserta juga diajak untuk menerapkan Teori Ikigai yang membantu mereka untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan empat elemen penting, yaitu aktivitas yang disukai, aktivitas yang dikuasai, aktivitas yang dibutuhkan oleh dunia, dan aktivitas yang dapat dihargai secara finansial. Dengan pendekatan ini, peserta dapat lebih jelas menentukan jalur karier yang tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga memenuhi kebutuhan dan memberi manfaat bagi orang lain.
Sesi kedua dilakukan dengan sharing session dengan topik seputar psikologi olahraga yang mungkin sedikit terdengar asing untuk sebagian orang. Pada sesi ini, narasumber membagikan pengalaman dan perjalanan kariernya sebagai psikolog di bidang olahraga, termasuk peran psikolog dalam dunia olahraga dan intervensi yang diberikan kepada para atlet. Narasumber menyatakan bahwa untuk menjadi seorang psikolog olahraga, semua bidang dalam psikologi—baik psikologi klinis, sosial, perkembangan, maupun psikologi industri dan organisasi—dapat menjadi landasan akademik untuk menekuni bidang tersebut.
Pada sesi kedua, juga diadakan sesi tanya jawab bersama narasumber. Peserta maupun panitia menunjukkan antusiasme yang luar biasa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar pengalaman narasumber selama menjadi seorang psikolog olahraga dan tips serta trik mengenai bagaimana seorang psikolog menjalankan perannya untuk mendampingi para atlet. Narasumber menekankan bahwa untuk memberikan penanganan kepada seorang atlet perlu adanya permintaan dari atlet tersebut dan juga persetujuan dari pihak pelatih untuk ditangani lebih lanjut.
Salah satu peserta yang hadir turut menyampaikan kesan positif untuk acara ini. Menurutnya, setiap rangkaian dalam acara ini berjalan dengan sangat seru dan interaktif. Selain itu, acara ini dapat memberikan banyak manfaat untuk mahasiswa tentang prospek kerja dalam bidang psikologi. Dirinya berharap acara ini dapat terus diadakan setiap tahunnya agar mahasiswa yang masih bingung mengenai arah karier dapat mengetahui langkah apa yang akan diambil kedepannya. (AZ,HI)