Menjawab Tantangan Indonesia Emas 2045 Melalui Alat Ukur Indonesian Paranormal Belief-Scale (IPB-S)

Indonesia tengah berupaya untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Indonesia ingin membangun sektor pendidikan, sains, dan teknologi yang lebih baik lagi. Namun, di tengah upaya membangun sektor tersebut, masih ada satu hambatan halus yang jarang disadari, yakni adanya kepercayaan terhadap hal-hal paranormal (paranormal belief) yang masih melekat di kalangan masyarakat Indonesia.

Meski kepercayaan ini tampak sepele, riset menemukan bahwa semakin tinggi paranormal belief seseorang, maka semakin negatif persepsinya terhadap sains (perception of science). Persepsi yang negatif terhadap sains ini dapat ditunjukkan ketika seseorang lebih memercayai mitos atau intuisinya daripada penjelasan ilmiah. Jika dibiarkan, seseorang akan mengembangkan cara berpikir yang irasional. Cara berpikir irasional tersebut yang pada akhirnya dapat menghambat kemajuan sektor pendidikan, sains, dan teknologi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan suatu intervensi yang dapat menurunkan paranormal belief. Namun, untuk mengetahui apakan intervensi tersebut terbukti efektif, dibutukan suatu alat ukur yang dapat mengidentifikasi paranormal belief terlebih dahulu. Sebelumnya, sudah terdapat beberapa alat ukur paranormal belief. Salah satunya adalah Revised Paranormal Belief Scale (RPBS).

Namun, RPBS memiliki beberapa kendala, yakni (a) jumlah butir positif dan negatif yang tidak seimbang; (b) beberapa butir yang tidak relevan dengan konteks budaya Indonesia; (c) terdapat satu dimensi yang memiliki reliabilitas internal rendah; serta (d) mencampuradukkan antara konsep paranormal belief dengan konsep religiosity.

Berangkat hambatan dan kendala tersebut, empat mahasiswa psikologi Universitas Tarumanagara (UNTAR) — Henny Triyani, Nikole Edmonda Yapputro, Regine Caitlyn Suwu, dan Reni Juniarsa Pranata — bersama dosen pendamping mereka — Dr. P. Tommy. Y. S. Suyasa, M.Si., Psikolog, mengembangkan alat ukur baru bernama Indonesian Paranormal Belief-Scale (IPB-S).

IPB-S terdiri dari 44 butir yang terbagi ke dalam lima dimensi independen:
1. Foreknowledge (kepercayaan terhadap ramalan);
2. Telekinesis (kepercayaan terhadap kekuatan pikiran);
3. Mythic Creature (kepercayaan terhadap sosok gaib/mistis);
4. Sorcery (kepercayaan terhadap ilmu hitam); dan
5. Superstition (kepercayaan terhadap mitos atau takhayul).

Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa IPB-S terdiri dari 26 butir positif dan 18 butir negatif; memiliki reliabilitas internal yang sangat baik; tidak tumpang tindih dengan konsep religiosity, valid dalam mengukur paranormal belief seperti yang diukur oleh RPBS; serta mampu memprediksi persepsi terhadap sains. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa IPB-S adalah alat ukur paranormal belief khas Indonesia yang sudah layak pakai.

Melalui IPB-S, mahasiswa dan dosen Psikologi UNTAR berharap dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih kritis, ilmiah, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Karena memahami kepercayaan paranormal bukanlah soal mistis semata, melainkan langkah awal menuju bangsa yang berpikir ilmiah dan rasional.

Berita Terbaru

Agenda Mendatang

 

11

Agustus

Lokakarya Pembelajaran Humaniora

13-15

Agustus

Penerimaan Mahasiswa Baru

20

September

Sarasehan
Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Kuliah Psikologi, Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Jakarta, FPSI Untar, Universitas Tarumanagara