oleh: Sahro Najwa Auliya & Naila Itsnabila
Dikutip dari Andaru Psikologi Universitas Tarumanagara dalam Kompas tentang remaja pedesaan yang membutuhkan layanan kesehatan mental, salah satu faktor kurangnya aksesibilitas kesehatan dan kurangnya pengetahuan terkait isu kesehatan mental adalah tidak meratanya pembangunan di daerah terpencil dan kurangnya minat individu terhadap suatu hal baru (Elsye, 2021). Hal tersebut menjadi fokus yang penting dan untuk mengatasinya salah satu upaya yang dapat dilakukan terdapat dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDGs 11 : Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan (Irhamsyah, 2019). Maka, dengan adanya hal tersebut pada artikel ini akan membahas terkait pentingnya SDGs 11 : Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan pada perkembangan terhadap akses kesehatan dan juga komunitas peduli kesehatan mental.
Pembangunan kota yang baik dan berkelanjutan akan memberikan perubahan yang signifikan dalam proses memaksimalkan pelayanan kesehatan. Seperti yang diketahui, untuk memberikan hasil terbaik dalam pengecekan kesehatan mental adalah dengan adanya ruang konseling, ahli psikolog dan alat tes. Dengan pembangunan kota dan pemerataan yang berkelanjutan akan membantu para ahli psikologi sebagai seorang konselor yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di sekitar.
Lalu untuk mengedukasi kesehatan mental para individu dalam langkah rencana membangun kota yang berkelanjutan. Maka dibutuhkan juga adanya komunitas berkelanjutan yang memang peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan psikologis. Adanya komunitas – komunitas tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan edukasi tentang stres, kecemasan, burn – out dan dampaknya terhadap kesehatan mental. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hal – hal yang perlu diketahui secara umum tentang kesehatan mental akan membantu individu di pedesaan mengidentifikasi tanda-tanda stres dan gejala – gejala psikologi lainnya guna mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikannya (Lubis, 2024).
Dengan membangun komunitas yang kuat, mendorong aktivitas fisik, memberikan edukasi yang tepat, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental, masyarakat pedesaan dapat mengelola stres dengan lebih efektif. Hal ini akan membantu mereka mencapai kesejahteraan mental yang optimal, meningkatkan kualitas hidup, serta memperkuat potensi pengembangan sosial dan ekonomi di pedesaan mereka. Tetapi dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, agar masyarakat dapat mencapai kesehatan mental yang baik. Dengan strategi kesehatan mental yang efektif, mereka dapat menghadapi stres dengan lebih baik dan menciptakan komunitas desa yang lebih kuat dan sehat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa SDGs 11 : Kota dan Komunitas yang berkelanjutan menjadi salah satu hal yang bisa diaplikasikan bagi orang – orang di pedesaan untuk lebih mendapatkan haknya. Terutama dalam pelayanan kesehatan mental dan pengetahuan umum tentang psikologi. Hal tersebut akan menjadi lebih mudah untuk mencapai target dimana minimal terdapat dua ahli kesehatan mental atau konselor dalam satu desa. Tentunya untuk melaksanakan SDGs 11 ini diperlukan bantuan dari berbagai pihak. Agar dengan adanya kesamaan visi dan misi, memberikan kemudahan untuk lebih membangun Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan.